Jumat, 31 Oktober 2014

Maha Penolong

Mereka ramai bersimpati, 
Meneteskan airmata pada deritaku.
Tuhan, 
Hanya Engkau yang mengulurkan tangan

Rabu, 29 Oktober 2014

Kemarau

Rerumput menjerit, limbung
Menanti embun berkunjung
Sementara hujan, beranjak tanpa jejak
Walau angin kerap menderu, penuh ratap.

Aku dan Mimpi

Kemarin, aku memiliki mimpi
Hari ini, mimpi memiliki aku
Kini, aku dan mimpi saling memiliki

Minggu, 05 Oktober 2014

SEBATANG KARA



Pada topan badai yang meluluhlantakkan, kuberitakan

Pada kobaran api yang menghanguskan, kukisahkan

Perlahan mereka mereda

Kini, aku menyulam asa

Sebatang kara

Kamis, 02 Oktober 2014

KABUT PAGI



Aku mengendarai sepeda motorku secara perlahan. Jalan raya poros Takalar-Makassar masih cukup lengang, karena hari masih terlalu pagi, dan langit sedikit mendung.
Aku mencoba mengusir keheningan dengan melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an, sesekali pula berdendang lagu-lagu nasyid, yang tak berpangkal, tak berujung.
Priit..priit.. kulihat dari spion, seorang pengendara sepeda motor dari arah yang sama, membunyikan klakson. Memberikan kode bahwa ia akan mendahuluinya. aku meminggirkan sedikit sepeda motorku ke jalur kiri untuk memberikan jalan kepada pengendara tersebut.