Kamis, 28 Maret 2013

Taman Baca IKAKAS


MEMBACA TAMAN BACA IKAKAS
1.    Penyemaian Benih
Kehadiran Taman baca IKAKAS pada tahun 2008 yang lalu, diprakarsai oleh beberapa alumnus As’adiyah Ereng-Ereng, yang saat itu banyak berkecimpung di dunia akademik/perguruan Tinggi, baik di Makassar maupun di Bulukumba dan sekitarnya, melihat perlu adanya sebuah media/wadah yang bisa menyediakan mereka mencari referensi baik itu untuk tugas akademik, maupun demi memperluas cakrawala berfikir mereka. Serta semangat menyemarakkan sekretariat IKAKAS, yang diberikan ruang beraktifitas di lingkungan ponpes As’adiyah Ereng-Ereng, serta semangat ber-As’adiyah (belajar) tetap tumbuh dalam hati mereka. Oleh karena itu demi pengembangan eksistensi organisasi yang telah dibentuk sebelumnya (IKAKAS), maka disepakatilah untuk mendirikan Taman baca ini. Taman baca tersebut masih bagian integral dari IKAKAS, yang memiliki kepengurusan tersendiri, dan program tersendiri atau dengan kata lain, Taman Baca IKAKAS adalah badan otonom dari kepengurusan IKAKAS cab. Ereng-Ereng.
Hal lain yang mendasari terbentuknya Taman baca adalah kondisi perpustakaan ponpes As’adiyah pada saat itu belum terurus secara maksimal, serta literatur yang ada didalamnya, belum memadai (buku-bukunya masih berupa buku paket yang sama dengan buku yang dipelajari santri di bangku sekolah), sehingga hal tersebut, membuat sebahagian besar santri, tidak tertarik untuk mengunjungi perpustakaan. Oleh karena itu kehadiran taman baca ini, diharapkan menjadi solusi alternatif, untuk membudayakan dunia baca serta menulis di kalangan siswa. Karena apalah artinya sebuah lembaga pendidikan, yang di dalamnya, mendidik generasi muda/kaum terpelajar, tetapi mereka tidak mengenal dan menggeluti dunia baca-tulis. Sehingga referensi yang disediakan oleh taman baca, berbeda dengan referensi/literatur yang tersedia di perpustakaan madrasah.
2.    Memupuk Asa
Kami sangat berterima kasih kepada bapak/kanda sulhan yusuf yang selalu memberi kami semangat untuk mengembang misi budaya literasi di daerah kami, berkat diskusi dengan beliau, setelah kami berhasil membentuk taman baca IKAKAS, selanjutnya kami membentuk kepengurusan yang akan mengelola taman baca tersebut. Langkah pertama yang diambil setelah kepengurusan ini adalah membuat pelatihan quantum learning dan pengelolaan taman baca. Setelah mendapatkan tambahan semngat tersebut, taman baca terus berbenah, walaupun tertatih dan terseok, tapi langkah kami tidak pernah berhenti.
Mungkin timbul pertanyaan di benak kita, darimana IKAKAS mendapatkan buku-buku yang akan mengisi ruang atau rak bukunya?... awalnya saya yang berinisitif untuk mewakafkan beberapa buah buku koleksi pribadi yang saya beli saat kuliah, kemudian diikuti oleh beberapa orang teman-teman alumni, tokoh-tokoh masyarakat, dan sempat mendapatkan bantuan dari pemda yang sebahagian besarnya kami pakai untuk membeli buku/bahan bacaan. Selain itu saya juga aktif meminta sumbangan/wakaf buku dari beberapa orang penulis. Yang berhasil kami kontak, mereka dengan antusias mewakafkan buku mereka.
Langkah untuk mendatangkan isi taman baca telah berhasil, selanjutnya kami memikirkan bagaimana usaha agar referensi yang ada/tersedia bisa diminati oleh para santri/siswa, karena apalah artinya banyak buku/bahan referensi-referensi, tapi tidak ada yang berminat membacanya. Sehingga kami berinisiatif untuk mengadakan kembali quantum learning angkatan ke-2 yang dikhususkan bagi para santri, dan setiap tahunnya kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin bagi taman baca, dan selama itu pula bapak/kanda Sulhan Yusuf selalu kami panggil mengisi acara tersebut, yang dengan ikhlas dan penuh semangat menghadiri undangan kami. Selain itu pula, kami juga mendatangkan beberapa orang penulis untuk memberikan dorongan kepada warga taman baca, akan pentingnya membaca dan menulis. Aktifitas lain yang kami lakukan adalah melakukan nonton bareng serta bedah film, dan penerbitan buletin.
3.    Menjaga Kuncup Bunga 
Menjalankan aktifitas di dunia litersi tidaklah berjalan secara mulus dan hasilnya akan didapat secara mudah. Tetapi perjuangan ini butuhlah ketelatenan dan hati yang tidak pantang menyerah. Karena pasti akan ada hal yang akan merintangi jalan tersebut. Misalnya, kuantitas orang yang berminat dalam dunia yang kita geluti. Atauka dukungan dari berbagai pihak agar kerja-kerja bisa berjalan sesuai rencana. Begitupula yang kami alami dalam membangun taman baca ini, pasang surut perjalanan mewarnai kisahnya.  Bahkan taman baca kami pernah hampir bubar. Akan tetapi karena semangat untuk tetap mengembang misi berbagi cahaya ilmu, sehingga taman baca IKAKAS tetap eksis hari ini.
Pada tahun ketiga kehadiran taman baca menurut kami sudah mewarnai pergulatan keilmuan di ponpes As’adiyah Ereng-Ereng, hal ini terlihat dari antusiasme siswa kelas yang paling senior di madrasah ini. Aktif dalam peminjaman buku-buku di taman baca. Dan sudah bisa mencatat sebuah prestasi dalam dunia literasi saat itu. dan yang sangat membanggakan pula adalah kami sudah berhasil melampaui/mengatasi kekhawatiran kami dalam membuat sebuah karya berupa buku kecil yang berisi catatan-catatan sederhana dari para siswi Madrasah Aliyah yang akan tamat saat itu, yang kami beri judul “ Bunga-Bunga Kertas”.
Harapan kami karya ini bukanlah yang pertama sekaligus yang terakhir, tapi menjadi langkah awal untuk berkarya yang selanjutnya. Sehingga untuk menjaga api ini supaya tidak redup dan padam, maka kami tidak pernah berhenti untuk menghidupkan semangat yang telah dinyalakan tersebut. Kami selalu meransang seluruh stackholder yang ada di As’adiyah agar selalu menggeluti dunia baca-tulis ini. Terutama kepada alumnus yang sudah kembali mengabdikan dirinya di As’adiyah, agar bisa mewarnai perkembangan keilmuan di tempat ini.
Akhirnya kepada seluruh pihak yang telah membantu usaha ini, kami hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih, yang akan membalas adalah Allah, sesuai dengan apa yang telah dijanjikanNYA. Amiiinn.
Hormat dan Salamku.
Ahmad Rusaidi ( Ketua Umum IKAKAS Cab. Ereng-Ereng Bantaeng)
Taman Baca IKAKAS bertempat di Ponpes As’adiyah Ereng-Ereng
Jumlah Buku ± 300 buku.
Pengelola :         -    Mubayyina tahun 2008-2010(Direktur Taman Baca)
-      Fadliah tahun 2010-2011
-      Nur Hakiki tahun 2011-sekarang

Tidak ada komentar :

Posting Komentar