Sabtu, 22 Februari 2014

Uneg-Uneg



Tulisan berikut merupakan hasil buah fikir, dari siswa yang saya minta untuk menulis ungkapan mereka tentang sosok seorang guru. Akan tetapi diantara sekian siswa yang mengeluarkan uneg-unegnya tersebut, ada dua buah tulisan dari siswa yang berbeda, yang menurut saya cukup berbeda dengan tulisan-tulisan siswa yang lainnya. Saat saya membacanya saya hanya tertawa, tergelitik dengan tulisan-tulisan mereka, berikut saya tuliskan ulang buah fikiran alias uneg-uneg mereka tersebut :
1.
Guru engkaulah pahlawan
Hanya saja guru itu tidak tau, bagaimana cara menempatkan tugas yang baik. Kalau hari ini dikasih, eh besok dikasih lagi….
Guru juga terkadang menjengkelkan, terkadang menyenangkan.
Tapi di balik itu semua, aku tau kalau semua yang dia lakukan untuk kebaikanku, agar menjadi anak yang bermanfaat.
Ada pula guru yang tidak pernah tersenyum, cemberut terus, belajar pun rasanya sedang minum kopi yang tidak pakai gula,. Menjengkelkan
2.
Guruku….
Kau termasuk manusia yang sabar
Kau tak bisa diibaratkan dengan benda
Kau pahlawan yang begitu tangguh
Guruku…..
Duniaku tak berilmu tanpamu
Duniaku hanyalah kebodohan tanpamu
Duniaku bagai sampah, jika tak ada kamu
Guruku….
Banyak kejengkelan yang ingin kukeluarkan
Banyak caci maki yang ingin ku katakana
Banyak kekesalan yang ingin kulampiaskan
Guruku….
Terkadang, sekolah bagai penjara karenamu
Terkadang, sekolah bagai kuburan karenamu
Terkadang, sekolah bagai jalan kematian kerenamu
Guruku…..
Ketika kau marah, ingin rasanya kutinggalkan sekolah
Ketika kau diam, ingin rasanya kuberteriak
Namun ketika kau penuh dengan kesabaranmu,
Ingin rasanya ku terbang dan berteriak pada dunia
Kau Guruku Yang Hebat…
Tulisan di atas, bukanlah bermaksud menghina para guru mereka. Hanya saja ingin menyampaikan sebuah ekspresi, akan sosok guru yang bisa membuat mereka senang, gembira, bahagia kala belajar. Dan ingin menyampaikan pula bahwa mereka sangat rindu pada sosok guru tersebut.

Selasa, 18 Februari 2014

Mari Membaca

Bacalah dengan Nama Tuhan
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Bacalah dengan hati dan pikiran
agar hidup selalu terang

Membaca angin yang berdesir
Membaca air yang mengalir
Membaca api yang berkobar
Membaca tanah yang terhampar

Membaca semesta
Membaca jagad raya
Membaca diri
Membaca  hati

Pantun Pagi



(1)

Pagi-pagi mandi air hangat

Biar tubuh tidak merasa dingin



Selamat datang orang-orang yang penuh semangat

Raih mimpimu esok jadilah pemimpin
(2)


Kota Selayar penghasil terasi

Kota Maros pembuat roti


Kita ini pasangan serasi

Takkan terpisah sampai mati


(3)

Ke pasar sentral beli kain

Pilih yang elok beli warna merah muda



Selamat datang anak-anak yang rajin

Semoga sukses menyertai anda



(4)

Ini duren ini duku

Dipetik di dalam kebun



Ambil pulpen ambil buku

Menulislah dengan tekun



(5)

Pagi-pagi minum air putih

Sarapan pakai bubur



Mari berjuang dengan gigih

Jangan lupa mengucap syukur


(6)
Bedug di masjid bertalu-talu

Adzan magrib berkumandang



Teman sejati akan ada di dekatmu selalu

Dalam susah maupun senang
 
(7)

Kacang ijo dibikin bubur

Makin enak dikasih santan



Indonesia tanah yang subur

Rakyatnya mati karena kelaparan



(8)

Ikan bandeng ikan tembang

Dimakan dengan sambal



Suka minta uang

Ceritanya juga hanya membual



(9)

Anak sekolah pakai dasi

Berangkat pagi-pagi pakai sepeda



Ikatte tulolonna Sulawesi

Bajik pakmai tutu ri kana-kana



(10)

Buah duren buah nangka

Yang sudah masak baunya harum



Kalau tak bisa menyapa

Cukuplah dengan tersenyum



(11)

Buah merica buah pala

Dibikin bumbu campur terasi



Jangan Cuma pintar mencela

Sekali-sekali kasih juga solusi

Senin, 10 Februari 2014

Bukan Kolam Susu




Bukan lautan, tapi luapan air sungai
Banyak banjir, tanah longsor yang ditemui
Kail dan jala, hanya menangkap sampah-sampah plastik
Ikan, udang, dan penyu punah semua, sudah mati

Jumat, 07 Februari 2014

PEMIMPINKU HARAPANKU



Musim hujan tiba kodok berpesta
Suaranya nyaring tapi sumbang
Musim kampanye datang para pembual berkuasa
Suara hati dibeli selembar uang

Rabu, 05 Februari 2014

Selasa, 04 Februari 2014

RAPUH



Pagi hampir utuh
Beranjak ke titik sepuluh
Bening embun perlahan keruh
Menanti siang yang berpeluh

Senin, 03 Februari 2014

SETERU

Senja dan malam memecah kongsi
Tiba-tiba saling membenci
Saling berpaling tak pernah peduli
Karena ego menarik simpati

BERPANTUN CERIA



(1)
Di tengah laut ada batu karang
Di lubagnya banyak ikan bersembunyi

Walau di sekelilingku banyak orang
Kalau tak ada dinda rasanya sunyi